Organotani, Platform B2B Unik untuk Bantu Petani Organik

Contents

Bagi beberapa orang, bisa berkuliah di jurusan impian adalah sebuah achievement. Karena, mereka bisa mendalami passion dan mewujudkan cita-citanya. Tidak lain dengan Rachel, seorang mahasiswa jurusan Pertanian yang memiliki motivasi besar untuk memajukan komunitas petani. Setelah melihat masalah yang ada di lapangan, Ia tergerak untuk membangun Organotani.

Berawal dari mata kuliah

Organotani lahir dari passion sang founder.

Sebagai mahasiswa jurusan Ilmu Pertanian, Alifio Rachel Safira (Rachel) memang sudah akrab dengan pembahasan seputar bidang pertanian. Namun, pandangannya terhadap jurusan kecintaannya ini berubah saat Ia harus mengikuti salah satu mata kuliah yang mengharuskan Rachel untuk terjun langsung ke lapangan.

Di mata kuliah tersebut, Rachel dipertemukan dengan para petani organik di daerahnya. Setelah mendengar cerita para petani tersebut, ternyata mereka mengalami kendala terkait proses pemasaran serta distribusi hasil pertanian organik mereka. Dengan statusnya sebagai mahasiswa Pertanian, jiwa agent of change Rachel pun tergerak untuk membantu para petani organik ini.

Namun masalahnya, Rachel masih belum memiliki pengalaman yang cukup, tim yang mendukung, dan pastinya waktu yang kosong.

Dengan kewajibannya sebagai mahasiswa, Rachel masih memiliki tanggung jawab untuk belajar sampai lulus. Hal ini membuatnya harus mengesampingkan niatnya untuk membantu menyelesaikan masalah petani organik tersebut. Sampai akhirnya, di semester 7, Rachel mengikuti Program Studi Independen Kampus Merdeka dan ini menjadi batu loncatan Rachel untuk merealisasikan mimpinya!

Baca juga : SPAIRUM: Startup Ramah Lingkungan, Penghilang Dahaga Mahasiswa!

Belajar jadi founder dari nol

Melalui Program Studi Independen, tidak ada yang mustahil!

Saat bertemu dengan para petani organik di desanya, Rachel hanya memiliki modal ide, motivasi, dan empati. Walaupun memiliki passion yang besar, hanya karena satu dan lain hal tersebut, Ia jadi mengurungkan niatnya untuk merealisasikan mimpi tersebut. Namun semuanya berubah ketika Ia menjadi peserta di Startup Campus!

“Pada saat itu saya hanya memiliki bekal sharing saja dengan para dosen dan teknisi, namun belum ada wadah yang secara khusus menampung dan menjadikan ide saya menjadi nyata. Sehingga ide tersebut hanya sebatas ide tanpa realisasi.” tutur Rachel.

Melalui Program Studi Independen Kampus Merdeka, siapa sangka Rachel akhirnya bertemu dengan calon penggerak awal Organotani?

Startup Campus memberikan ruang bagi Rachel untuk mendapatkan insight yang cukup seputar cara menjadi founder yang baik. Bersama kelompok yang dibentuk oleh Startup Campus, Rachel dan tim pun sepakat untuk mengembangkan Organotani. Walaupun hanya bertemu secara virtual di bulan pertama bertemu, tetapi interaksi Rachel dan tim cukup untuk membuat mereka membangun startup yang bergerak di industri pertanian organik ini.

Sadar tidak bisa membangun Organotani sendirian, Rachel membagi peran dalam timnya sesuai dengan keahlian masing-masing. Ada Arzaq yang sangat kompeten di bidang finance, Fathim dengan kompetensinya di marketing, Nawa yang menguatkan soal IT, dan Wahyu bagian operasional dan teknisnya. Sebagai founder, Rachel lebih banyak terjun ke lapang menemui para petani, mengedukasi diri mengenai Pertanian Organik, serta eksplorasi mengenai penyelesaiannya.

Dengan pembagian peran sesuai porsi masing-masing, Organotani menjadi tim yang kompak! Buktinya, pada Funday ke-1 di Startup Campus, tim ini menjadi salah satu best team. Saat acara startup battle pun, mereka berhasil menang. Kemenangan ini terus memotivasi mereka untuk memberikan performance terbaik, sehingga saat demo day, Organotani berhasil dinobatkan jadi juara ke-3. Good job, team!

Alifio Rachel Safira Founder Organotani
Founder Organotani

Kenalan dengan Organotani yuk!

Tujuan, tantangan, dan motivasi dibentuknya apa sih?

Organotani adalah sebuah startup yang bergerak dengan tujuan membantu petani organik untuk memaksimalkan hasil tani mereka dengan bentuk bantuan proses distribusi, pengadaan komunitas, edukasi komunitas, dan pengajuan sertifikasi organik.

Dilihat dari business model-nya, startup ini adalah platform B2B (business to business) berupa sebuah website dengan target para petani organik. Bagi kamu yang masih awam dengan istilah ini, dikutip dari Mekari, Perusahaan B2B adalah perusahaan yang menawarkan apa yang dibutuhkan oleh perusahaan lain untuk menjalankan bisnisnya, serta membantu mengembangkan bisnis mereka. Karena merupakan bisnis B2B, Organotani berfokus untuk menjangkau para petani organik ini sebagai supplier, terutama petani desa di daerah Jawa Timur.

Dalam pengembangan awalnya, Organotani banyak bertemu tantangan teknis. Menurut Rachel, salah satu tantangan terbesarnya adalah proses mencari mitra dan melakukan kerjasama dengan market. Selama proses, Rachel harus terjun ke lapangan sendiri ke pelosok untuk menemui para petani organik ini. Proses ini tentunya butuh effort lebih dari segi tenaga, waktu, dan biaya, mengingat akses transportasinya juga tidak mudah.

edukasi petani organik daerah bersama organotani

Mungkin kamu bertanya, “kenapa tidak ditelfon saja?”

Lagi-lagi jawabannya adalah faktor aksesibilitas. Untuk penyuluhan dan uji coba website, pada wilayah pelosok desa ada kesulitan dalam sinyal untuk mengakses internet. Jadi, mitra yang dijangkau tersebut masih dilakukan cara manual/bertemu langsung dalam mendata dan menggali informasi. Selain aksesibilitas, Rachel juga bercerita akan sulitnya meyakinkan calon customer akan produk organik yang akan didistribusikan Organotani. Ia pun meyakinkan bahwa semua produk yang nantinya dijual pasti telah lolos tahap quality control terlebih dahulu.

Baca juga : Salah Jurusan Kuliah? Jangan Nyesel, Ada Aksel!

Untuk membantu para petani organik ini, Organotani memiliki 3 layanan utama, yaitu:

1. Konsultasi & Edukasi

Petani yang bermitra dengan Organotani dapat melakukan konsultasi secara transparan dengan para ahli. Konten edukasi seputar Organotani & pertanian organik juga nantinya dapat diakses melalui website dan sosial media Organotani.

2. Komunitas Petani

Melalui komunitas, para petani organik yang telah bergabung bisa mendapat akses distribusi serta pemasaran secara cuma-cuma.

3. E-commerce

Menghubungkan antara petani organik (bahan pangan, sayuran, buah, dll) secara langsung, sehingga produk organik yang didapatkan berkualitas terbaik  dengan harga yang terjangkau. 

Sebagai startup bentukan bootcamp yang diinisiasi oleh mahasiswa, Organotani punya potensi besar untuk membantu membangun ketahanan pangan negeri! Sang founder, Rachel juga bercerita soal motivasi dan harapannya untuk Organotani. Rachel berpesan bahwa,

Motivasi terbesar saya dalam memutuskan untuk membangun startup yaitu bermula ikut merasakan kegelisahan dan kesulitan dari petani yang sejak lama masih belum bisa sejahtera sebelumnya.”

“Meskipun sudah ada startup-startup yang hampir sama, namun saya rasa permasalahan mengenai pertanian khususnya pertanian organik masih belum terselesaikan secara merata di seluruh Indonesia.”

Baca juga: LesQ: Bimbel untuk Mahasiswa yang Butuh Waktu Belajar Extra

Wujudkan Impian, Bangung Startupmu Sekarang!

Mulai dari public bootcamp Startup Campus

Alifio Rachel Safira (Rachel) adalah mahasiswa biasa dengan segudang mimpi, sama seperti kamu. Tetapi, berkat ilmu dan kesempatan belajar di Startup Campus, Ia bisa mewujudkan mimpinya untuk membangun sebuah startup yang sejalan dengan studi serta minatnya. Bagi banyak orang, ini adalah sebuah cita-cita yang rasanya cukup mustahil dilakukan. Apalagi yang belum memiliki skill di bidang bisnis sama sekali.

organotani alumni startup campus

Karena itulah Startup Campus hadir sebagai solusi untuk semua orang yang ingin belajar soal ilmu digital. Tidak hanya membuka kelas untuk calon founder startup saja, Startup Campus juga membuka kelas Data Science, Artificial Intelligence serta UI/UX Design. Di tahun 2022, sudah ada lebih dari 1.500 peserta yang bergabung di Startup Campus batch 3. Tahun 2023 ini, Startup Campus memecahkan rekor pribadi dengan menggaet lebih dari 7.000 pendaftar Studi Independen lho!

Agar bisa memenuhi kebutuhan lebih banyak peminat, Startup Campus juga membuka kelas public bootcamp yang bisa diakses oleh siapa saja! Jika kamu ingin mendalami ilmu digital, atau menginginkan peningkatan dalam karier kamu, ini adalah saat yang tepat! Karena, Startup Campus sedang membuka kelas untuk trek:

Semua kelas ini bisa kamu pilih sesuai minat, dan dapatkan harga promo Rp 4.000.000,- saja dari harga awal Rp 20.000.000,-! Dengan kelas intensif dan mentorship, kamu bisa jadi mahir dalam hitungan bulan, dan dibekali dengan pelatihan karier serta sertifikat di akhir program. 

Tunggu apa lagi? Yuk mulai #DariMahirJadiKarier bersama Startup Campus!

Klik di sini untuk mendaftar public bootcamp.

Bella Sheilaturahmi Arifin
Halo saya Bella Sheilaturahmi Arifin. Saya adalah penulis konten di website Startupcampus.id. Senang bisa berbagi!

Bagikan Artikel

Share on whatsapp
Share on telegram
Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on email
Subscribe
Notify of
1 Comment
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Thanks for sharing. I read many of your blog posts, cool, your blog is very good.

1
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x