Salah Jurusan Kuliah? Jangan Nyesel, Ada Aksel!

Contents

Tidak sedikit mahasiswa yang merasa salah jurusan ketika sudah menjalani kuliah. Seringkali, jalan keluar adalah dengan tes ulang di jurusan yang diminati di tahun berikutnya atau tetap melanjutkan kuliah di jurusan tersebut dengan rasa menyesal. Berada di posisi yang sama, alih-alih memilih jalan keluar, Shannen malah membuat inovasi yang membuatnya tetap stay bahkan menggaet investor dari luar negeri. Baca kisah Shannen merintis Aksel di artikel ini!

Kenapa mahasiswa bisa salah jurusan?

Bukan jurusan impian atau kenyataan jauh dari harapan?

Karena jurusan kuliah erat kaitannya dengan cita-cita, tentunya ada beberapa orang yang sudah memiliki jurusan kuliah impian, bahkan sejak kecil. Entah karena pengaruh orang tua atau keinginan diri sendiri, pasti setidaknya, jurusan impian pasti ada. Tetapi pada faktanya, untuk masuk ke jurusan impian itu tidak mudah. Jika sudah berkali-kali mencoba ke jurusan tersebut dan tidak masuk, mau tidak mau, harus menjalani perkuliahan di jurusan lain.

Fenomena salah jurusan ini tidak hanya dialami oleh orang yang tidak bisa masuk ke jurusan impiannya loh. Tidak jarang kok, ada orang yang sudah masuk ke jurusan impiannya, tapi ternyata kenyataannya berbeda dengan harapan mereka. Bisa jadi karena tidak bisa mengikuti pace perkuliahan atau memang ternyata, mereka punya bakat di jurusan lain. Nah kalau sudah begini, harus apa?

Pertama-tama, tenang dulu. Bisa jadi, perasaan salah jurusan ini hanya perasaan selintas saja yang muncul karena kamu sedang tidak nyaman. Perasaan tidak nyaman ini mungkin bukan karena kamu salah jurusan, tetapi bisa juga karena masih beradaptasi dengan lingkungan kampus, teman-teman, dan banyak faktor lainnya.

Jika perasaan tidak nyaman ini berkepanjangan, bisa jadi teman-teman jadi tidak fokus selama mengikuti pelajaran dan tidak mendapat hasil yang maksimal. Dampaknya tentu bisa terasa ketika nanti teman-teman sudah mulai magang atau mencari kerja. Wah, sayang sekali kan kalau sebenarnya, potensi yang ada di diri kalian tidak bisa tersalurkan dengan maksimal hanya karena salah jurusan?

Sedihnya lagi, dikutip dari detik.com, faktanya ahli Educational Psychologist dari Integrity Development Flexibility (IDF), Irene Guntur menyebutkan bahwa sebanyak 87 persen mahasiswa di Indonesia  merasa salah jurusan.

Di antara 87 persen mahasiswa itu, ada seorang Gabrielle Shannen Leonard. Saat masih menjadi mahasiswa, Shannen sangat paham bagaimana rasanya salah jurusan. Apalagi soal masa depan karier yang akan dia ambil nantinya. Menyikapi dilema ini, Shannen dan teman-temannya meluncurkan sebuah solusi untuk dirinya sendiri dan mahasiswa lain, yaitu: Aksel!

Meet Aksel: Platform terbaik untuk akselerasi karier!

Simak bagaimana Shannen berproses membangun Aksel dari nol.

logo aksel
Sumber: Aksel

Aksel adalah platform career guide yang menawarkan bantuan untuk persiapan karier penggunanya, terutama mahasiswa. Shannen ingin Aksel menjadi solusi untuk para mahasiswa yang bingung dengan jalur karier mereka, terutama yang merasa salah dengan jurusan kuliahnya.

Dari Insecurity jadi Opportunity

Gabrielle Shannen Leonard atau yang biasa disapa Shannen merupakan mahasiswa yang saat awal kuliahnya merasa la salah jurusan. Berangkat dari keresahan tersebut, Shannen pun akhirnya merintis sebuah platform career guide yang ditujukan untuk mahasiswa, fresh graduate, dan siapapun yang butuh dibimbing untuk terjun ke dunia kerja. Amazing fact, mahasiswi yang memiliki passion dalam bisnis ini adalah satu-satunya founder perempuan yang merintis Aksel lho!

Sempat insecure dengan jenjang karier kedepannya, Shannen tidak ingin terlalu larut dalam perasaan tersebut. Untuk menghilangkan rasa insecure tersebut, Ia bertekad untuk memberikan pelayanan terbaik lewat Aksel agar penggunanya dapat lebih percaya diri dan memiliki bekal yang cukup saat mulai cari kerja nanti.

“Aksel memiliki visi untuk menjadi startup HR-tech terbesar untuk early-career staffing di Indonesia” ucap Shannen, CEO dan Founder Aksel.

Saat launching, startup yang terbentuk di tahun 2021 ini mengeluarkan 3 produk, yaitu:

1. CV Maker

Melalui layanan ini, tim Aksel menyediakan layanan pembuatan CV dengan format yang rapi dan ATS-friendly. Bahkan, di awal peluncuran Aksel, layanan ini gratis loh! Tujuannya tentu saja sebagai dukungan untuk semua pengguna Aksel agar mereka memiliki gambaran bagaimana format CV yang proper untuk mendaftar kerja.

2. CV Review

Layanan ini merupakan lanjutan dari CV Maker. Sesuai dengan tujuan utama Aksel sebagai career guide, melalui layanan ini, peserta akan mendapatkan panduan serta feedback yang membangun tentang CV atau portofolio mereka.

3. Bootcamp

Bootcamp adalah istilah yang merujuk ke program pelatihan. Melalui bootcamp, Aksel ingin membuat kamu untuk lebih mengenal seluk beluk dunia kerja, terutama tentang karier impianmu. Saat awal launching, Aksel membuka kelas bootcamp untuk topik kelas Startup, FMCG, dan banking.

Tantangan

Dengan program terstruktur dan target audiens yang jelas, tidak berarti Aksel mengalami perjalanan yang mulus. Layaknya startup lainnya, tentu saja mereka menghadapi tantangan juga. Bagi Shannen, faktor finansial adalah salah satunya.

Saat awal merintis, Shannen membangun Aksel mulai dari nol tanpa bantuan orang tua, bahkan hingga sekarang. Dengan modal motivasi dan pengalaman pribadi, la memutuskan untuk membuat startup di bidang pendidikan karena merasa relate sebagai mahasiswa yang memang arahnya lebih ke pendidikan dan karier.Tentunya hal itu tidak mudah bagi Shannen. Karena, selain masih memiliki kewajiban sebagai mahasiswa, tabungan yang la punya tidak seberapa.

Sampai pada akhirnya, setelah setahun menjalankan Aksel, pada Januari 2020 Shannen mendapatkan investor pertamanya. Berkah ini hadir buah dari sebuah post tentang personal branding yang Shannen unggah di profil LinkedIn miliknya. Investor asal Hong Kong ini dengan sukarela menawarkan diri sebagai investor Aksel setelah membaca post tersebut.

Hingga sekarang, Aksel masih eksis sebagai platform career guide yang dipercaya banyak orang. Tapi bagi Shannen, tantangan itu masih ada. Baginya, saat ini tantangan terbesar Shannen adalah Aksel sedang mencoba business model baru yang ingin Ia validasi di masa mendatang. Ini adalah bentuk Shannen untuk membuat Aksel menjadi bisnis yang selalu mendatangkan profit dan akan menjadi bisnis yang berkelanjutan untuk waktu yang lama. Wow, way to go, Shannen!

Pesan Shannen untuk Calon Founder

Soal privilege dan pentingnya membekali diri.

Kisah Shannen bisa jadi inspirasi bagi seluruh calon founder bisnis, terutama jika kamu adalah perempuan yang memiliki ambisi besar dan yakin kalau membangun bisnis dari nol itu bukan hal yang mustahil. Tidak peduli apa jurusan kamu di kuliah sekarang, jika memiliki tekad dan planning yang baik untuk eksekusi, kamu bisa kok menggapa cita-cita untuk berkarier di lini pekerjaan yang kamu mau!

Shannen juga paham, kalau dia punya privilege untuk melakukan ini semua. Dengan kesadaran ini, Ia mengerti kalau tidak perlu menunggu lulus kuliah untuk mulai membangun sesuatu. Di interviewnya, Shannen berkata bahwa:

“Satu hal yang perlu diingat adalah menjadi mahasiswa adalah ‘privilege’ yang harus disadari dan dimanfaatkan sebaik mungkin. Ga perlu mikir hal besar, cukup apa yang bisa kalian berikan ke orang sekitar.”

“Jatuh bangun pasti iya, tantangan pun gabakal berhenti muncul, tapi yang penting dari semuanya, yaitu eksekusi!”

Kini, perjuangan dari kegigihan Shannen dalam membangun Aksel dari 0 sudah membuahkan hasil. Selain menjadi startup yang masih sustain sampai sekarang, Melalui Aksel, Shannen berhasil mewujudkan impiannya untuk membantu mahasiswa dan fresh graduate dalam mengakselerasikan karier mereka. Saat ini, sudah ada lebih dari 200.000 pengguna aktif yang telah merasakan manfaat dari adanya Aksel lho!

Sudahkah kamu mecoba layanan Aksel? Atau, malah tertarik ingin membangun startup sendiri karena terinspirasi?

Baca juga : SPAIRUM: Startup Ramah Lingkungan, Penghilang Dahaga Mahasiswa!

Belajar Jadi Founder Startup Yuk!

Join public bootcamp di Startup Campus sekarang.

Gabrielle Shannen Leonard adalah alumni Batch 2 trek The Founder di Startup Campus. Melihat betapa suksesnya Shannen dan startup bentukannya, tim Startup Campus pun ikut bangga! Kami yakin, pasti masih banyak benih-benih founder startup lainnya yang masih belum terekspos. Untuk itu, Startup Campus membuka terus kesempatan untuk kamu belajar jadi mahir digital, mulai dari nol!

Tim Startup Campus sudah menyusun kurikulum terstruktur yang bisa membantu kamu mengenal seluk beluk industri digital, terutama hal-hal yang berkaitan dengan menjadi founder sebuah startup. Shannen punya sedikit testimoni bagi kamu yang masih ragu untuk mendaftar di Startup Campus, nih!

Menurut aku punya pondasi pengetahuan tentang startup itu sangat penting dan itulah  yang kita dapat di Startup Campus. Pentingnya pondasi ini agar dapat panduan the real Startup life itu seperti apa, termasuk naik-turunnya itu semua dipelajari.”

“Startup Campus juga menyediakan kita ke banyak koneksi agar Kita bersinergi dan  kolaborasi untuk buat bisnis lebih berkembang dan berkelanjutan.”

Informasi selengkapnya tentang trek The Founder bisa kamu akses di sini. Yuk daftar sekarang!

Bella Sheilaturahmi Arifin
Halo saya Bella Sheilaturahmi Arifin. Saya adalah penulis konten di website Startupcampus.id. Senang bisa berbagi!

Bagikan Artikel

Share on whatsapp
Share on telegram
Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on email
Subscribe
Notify of
2 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
binance sign up bonus

Your article helped me a lot, is there any more related content? Thanks!

binance тркеу

I don’t think the title of your article matches the content lol. Just kidding, mainly because I had some doubts after reading the article.

2
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x