Pemerataan Pendidikan di Indonesia Jadi Hak Anak Timur Juga!

Contents

Pemerataan Pendidikan di Indonesia Jadi Hak Anak Timur Juga – Hak mendapat pendidikan telah ditulis di Pasal 31 Ayat 1 UUD 1945 yang berbunyi, “Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.” Tetapi pada kenyataannya, bagi beberapa orang di daerah tertentu, akses mendapatkan pendidikan tidak semudah itu. Seperti misalnya di daerah Timur Indonesia yang memiliki nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) terendah. Maka dari itu, dibutuhkan pemerataan pendidikan di Indonesia!

Apa itu pemerataan pendidikan?

Pemerataan pendidikan adalah suatu proses pemerataan terhadap pelaksanaan pendidikan yang bertujuan agar seluruh masyarakat dapat merasakan pendidikan yang sama tanpa ada diskriminasi baik dari suku, ras, dan agama. Karena salah satu faktor utama bangsa yang maju adalah kualitas pendidikan yang baik, maka pemerataan pendidikan ini sangat dibutuhkan.

Masalah pemerataan pendidikan memang tidak ada habisnya untuk dibicarakan. Negara yang telah merdeka selama 77 tahun ini pun tidak luput dari perbincangan. Dengan banyaknya pulau-pulau yang tersebar di seluruh Indonesia, pasti butuh perjuangan lebih agar pemerataan pendidikan di Indonesia untuk bisa berjalan sempurna.

Untuk melihat kualitas pendidikan, kamu bisa menimbangnya dengan melihat angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dari tiap provinsi. IPM adalah sebuah indikator yang bisa mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup masyarakat pada suatu daerah. Dengan tiga indikator utama (umur, standar hidup, dan pengetahuan), IPM dapat memberikan gambaran bagaimana masyarakat tersebut dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya.

NoNamaNilai / Poin
1DKI Jakarta81,65
2DI Yogyakarta80,64
3Kalimantan Timur77,44
4Kep. Riau76,46
5Bali76,44
6Sulawesi Utara73,81
7Riau73,52
8Banten73,32
9Sumatera Barat73,26
10Jawa Barat73,12
11Indonesia72,91
12Sulawesi Selatan72,82
13Aceh72,8
14Jawa Tengah72,79
15Jawa Timur72,75
16Sumatera Utara72,71
17Kep. Bangka Belitung72,24
18Sulawesi Tenggara72,23
19Bengkulu72,16
20Jambi72,14
21Kalimantan Selatan71,84
22Kalimantan Utara71,83
23Kalimantan Tengah71,63
24Sumatera Selatan70,9
25Lampung70,45
26Sulawesi Tengah70,28
27Maluku70,22
28Gorontalo69,81
29Maluku Utara69,47
30Nusa Tenggara Barat69,46
31Kalimantan Barat68,63
32Sulawesi Barat66,92
33Nusa Tenggara Timur65,9
34Papua Barat65,89
35Papua61,39
Sumber : Survei Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022

Menurut survei Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022 yang dikutip dari databoks, Provinsi Papua masih menempati urutan terakhir dengan angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) terendah, yakni hanya 61,39 pada 2022. Setelahnya ada Papua Barat dengan IPM 65,89, dan Nusa Tenggara Timur dengan IPM 65,9. Sedangkan, angka IPM tertinggi dipegang oleh Provinsi DKI Jakarta dengan angka IPM 81,65 dan Daerah Istimewa Yogyakarta dengan IPM 80,64. Melihat data tersebut, dengan selisih lebih dari 20 poin, terlihat jelas masih terjadi ketimpangan pada pembangunan manusia Indonesia antara wilayah Jawa dengan wilayah Indonesia Timur.

Kenapa ketimpangan ini bisa muncul? Mari kita berfokus dari segi pendidikan. Berikut ada beberapa faktor yang menyebabkan munculnya ketimpangan pendidikan di Indonesia!

Baca juga : Intip Bootcamp yang Bikin Kamu Jago Tech Skill dan Siap Kerja!

Faktor Munculnya Ketimpangan Pendidikan di Indonesia

Bukan tanpa alasan wilayah Timur Indonesia memiliki nilai IPM yang rendah dibandingkan dengan provinsi lain, terutama dengan daerah di pulau Jawa. Ada beberapa faktor utama yang menimbulkan ketimpangan ini, diantaranya adalah:

1. Sarana dan Prasarana Kurang Memadai

Ruangan kelas SD di Papua
Sumber : papuainside.com

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan. Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses. Singkatnya, sarana adalah segala sesuatu yang mendukung suatu tujuan. Sedangkan, prasarana adalah segala sesuatu yang secara tidak langsung mendukung tujuan tersebut.

Dalam konteks pendidikan, sarana adalah segala fasilitas yang disediakan di sekolah (internet, perpustakaan, guru, laboratorium, dsb.) dan prasarana adalah segala hal pendukung seperti lokasi sekolah, kenyamanan kelas, jarak tempuh rumah ke sekolah, dan sebagainya. Kualitas sarana dan prasarana tentu saja mempengaruhi kualitas pendidikan juga.

Dikutip dari medcom.id, Ketua Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar, Hikmat Hardono berkata bahwa:

“Kondisi pendidikan di Timur Indonesia mulai dari Maluku, Papua dan NTT, sebenarnya sangat beragam. Dalam pengamatannya, terdapat daerah-daerah yang memiliki kondisi sarana dan prasarana pendidikan yang cukup baik.”

Jadi, di luar anggapan masyarakat luar daerah sana, sebenarnya ada beberapa daerah yang sudah mendapatkan fasilitas yang cukup. Masalahnya adalah pembangunan sarana-prasarana ini belum menyeluruh. Jika sudah semakin menyeluruh, pasti kualitas pendidikan juga akan semakin meningkat karena daerah Timur Indonesia juga pasti menyimpan banyak anak-anak pintar yang memiliki potensi besar!

2. Akses Internet Sulit

Perjalanan Anak SD Papua ke Sekolah

Sumber : papuainside.com

Faktor yang kedua ini sedikit bersinggungan dengan poin pertama. Walaupun di beberapa daerah Timur sudah banyak fasilitas pendidikan yang tersedia, bagi masyarakat yang tinggal di daerah, akses untuk mendapat ke fasilitas ini tidaklah mudah. Salah satu contoh paling dekat adalah saat pandemi Covid-19 berlangsung dan ada kebijakan sekolah dalam jaringan (dalam jaringan).

Menurut laporan yang dikutip dari laman berita CNN Indonesia, program pembelajaran jarak jauh (PJJ) tak bisa dilakukan di 64 persen wilayah Papua karena tak ada jaringan internet yang mendukung. Sungguh angka yang besar, bukan? Padahal, pemerintah sudah menyediakan anggaran untuk penyediaan kuota gratis. Tapi apa daya, jika jaringan internetnya saja tidak ada?

Karena hal ini juga, banyak anak daerah yang merantau ke Pulau Jawa atau kota besar lainnya untuk bisa merasakan kemudahan fasilitas yang ada untuk mendukung pendidikan mereka. Perjuangan ini tentu saja tidak mudah dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit bagi mereka.

3. Kualitas & Kuantitas SDM Kurang

Guru di Indonesia timur
Sumber : indonesiatimur.co

Faktor terakhir ini bisa dibilang adalah faktor yang paling berpengaruh dalam ketimpangan pendidikan di daerah Timur, yaitu kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia dari tenaga pengajarnya.

Dilansir dari Republika, berdasarkan riset Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), kekurangan guru aparatur sipil negara (ASN) di sekolah negeri saat ini mencapai angka 781 ribu. Namun, total usulan formasi dari pemerintah daerah yang telah diverifikasi dan divalidasi Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB) hanya sekitar 319 ribu pada 2022. Dari angka tersebut, jelas ada ketimpangan bukan?

Melihat ketimpangan ini, ada inisiatif dari Gerakan Indonesia Mengajar untuk mengadakan Konferensi Pendidikan di Timur Indonesia pada tanggal 24-25 September 2022 di kantor Kemendikbud Ristek. Agar diskusi membuahkan hasil, turut diundang juga para penggerak pendidikan di wilayah Timur seperti dari Papua, Nusa Tenggara Timur dan Maluku.

Itu dia beberapa faktor penting yang berperan dalam munculnya ketimpangan pendidikan di Indonesia. Pemerintah Indonesia dan para penggerak pendidikan lainnya selalu berupaya untuk menyeimbangkan ketimpangan ini melalui upaya mereka masing-masing. Startup Campus sendiri, sebagai salah satu platform EdTech di Indonesia, tidak ingin kalah bersaing untuk melakukan hal baik. Di tahun 2023 ini, kami bahkan ingin mengajak kamu semua untuk bergabung ke program kami #BelajarSekaligusBerbagi untuk membantu teman kita di daerah Timur sana. Gimana caranya?

#BelajarSekaligusBerbagi di Startup Campus

belajar sekaligus berbagai program Startup Campus

BelajarSekaligusBerbagi (dibaca Belajar Sekaligus Berbagi) adalah program yang diinisiasi Startup Campus sebagai bentuk pengabdian untuk membantu teman yang tinggal di daerah Timur Indonesia untuk dapat merasakan pendidikan yang berkualitas dengan bantuan dari semua peserta Public Bootcamp Startup Campus.

Dengan mendaftar Public Bootcamp Startup Campus, kamu bisa membantu satu anak dari daerah Timur Indonesia untuk mendapatkan pendidikan berkualitas yang mereka butuhkan. Ada begitu banyak potensi yang terpaksa harus dipendam karena ketimpangan pendidikan, dan melalui program ini, kamu bisa turut andil untuk menggali potensi ini hingga mereka bisa belajar sama seperti kamu!

Di luar tujuan #BelajarSekaligusBerbagi, selama belajar di Public Bootcamp tentu saja kamu juga akan mendapatkan benefit sebagai peserta Public Bootcamp, yaitu:

  • Modul belajar, e-book, dan referensi belajar lainnya
  • Pendanaan untuk eksperimen belajar atau pengembangan produk
  • Mentorship
  • Networking dengan para pakar
  • Sertifikat Resmi
  • Pengalaman kerja nyata melalui proyek riil!
  • Google Career Certificate (untuk 3 peserta terbaik)

Jadilah talenta digital Indonesia yang berkontribusi pada pembangunan SDM di negeri ini dan basmi ketimpangan pendidikan di Indonesia dengan mendaftar Public Bootcamp Startup Campus!

Public bootcamp di Startup Campus

Dapatkan harga khusus batch 1 senilai Rp 4.000.000,- dari harga normal Rp 20.000.000,-. Ambil kesempatan kamu sekarang, klik di sini untuk mendaftar!

Picture of Startup Campus

Bagikan Artikel

Subscribe
Notify of
2 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
binance

I don’t think the title of your article matches the content lol. Just kidding, mainly because I had some doubts after reading the article.

Thank you for your sharing. I am worried that I lack creative ideas. It is your article that makes me full of hope. Thank you. But, I have a question, can you help me?

2
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x